Minggu, 05 Januari 2014

Cerbung (Fiksi): Stranger

0 komentar

Hari ini, 10 September 2013 tepat 1 tahun aku menyimpan perasaan suka ini padamu. Iya kamu! Kamu yang setiap malam selalu hadir dalam mimpiku, kamu yang selalu berkeliaran dalam otakku, kamu yang aku kagumi dan aku sayangi secara diam-diam. Satu tahun yang lalu aku mulai menyukaimu, saat di mana aku baru saja memulai kehidupan baruku sebagai seorang mahasiswa. Saat itu aku datang terlambat, dan tanpa sengaja saat aku berjalan dengan tergesa aku melihat sosokmu, sosok yang begitu sempurna bagiku, kau berjalan dengan anggun dengan senyum manismu, ah aku langsung menyukaimu!

            Sebenarnya itu bukanlah pertama kalinya aku melihatmu, dulu saat SMA pun aku sudah pernah melihatmu meski hanya sepintas, waktu itu aku memang belum terlalu perduli dengan wanita, apalagi kamu adalah seniorku di sekolah, aku hanya melihatmu tanpa berani memiliki rasa yang lebih untukmu. Sebelum aku masuk kuliah pun aku sudah pernah melihatmu, saat itu kamu baru saja selesai sholat dan berjalan menuruni anak tangga, dan saat itupun perasaanku masih biasa. Tapi entah kenapa sejak pertemuan tidak sengaja di depan ruang dosen itu bisa membuatku menyukaimu.

Sosok mu yang terlihat anggun memakai jilbab syar’i membuatku terpaku. Senyummu yang begitu tulus, matamu yang sayu membuatku terpikat. Ah aku ingin bisa berkenalan denganmu, tapi aku terlalu takut untuk itu. Aku terlalu minder untuk mendekati gadis sepertimu.
Hari-hari berlalu dengan biasa, tak banyak kemajuan padaku untuk mendekatimu, aku masih diam membisu, aku rasa aku masih nyaman untuk menjadi pengagum rahasiamu, pengagum rahasia yang memiliki rasa cinta untukmu. Mungkin terlalu cepat aku mendeskripsikan perasaan ini, berbicara denganmu pun aku belum pernah. 

Tapi suatu hari saat aku bersantai di kamar kontrakan aku berpikir untuk bercerita tentang kekagumanku ini pada seorang sahabatku, seorang sahabat yang berasal dari SMA yang sama juga denganku, tentunya denganmu juga, namanya Dio,

“yo kamu pernah lihat cewek ini ga waktu SMA?” (menunjukkan foto yang ku ambil secara diam-diam)
“oh mbak Wulan to, kenapa?”

Jujur dari awal aku bertemu denganmu aku belum mengetahui siapa namamu, yang aku tahu kamu dulu seorang seniorku di SMA. Wulan, nama yang indah untuk wanita secantik dirimu.

“kamu kok tahu  namanya yo?”
“ya tahu lah, aku dulu juga pernah suka gus, kamu suka ya sama dia? Mending jangan deh”
“lah kenapa jangan? Orang suka kok dilarang, aneh kamu yo”
“aku Cuma ga mau kamu bunuh diri gus kalo tahu mbak Wulan, ntar aku ga ada yang ngutangin lagi kalo kamu bunuh diri”
“kampret kamu yo, emang kenapa sama mbak Wulan?”
“mbak Wulan itu ga mau pacaran yo, maunya langsung nikah”
“terus?”
“itu berarti dia ga mau pacaran, lagian fansnya banyak gus, meskipun ga sekeren kamu tapi fansnya mbak Wulan itu orangnya alim-alim ga kaya kamu yang brandalan”

Aku tak begitu mengubris peringatan dari sahabatku itu, aku tak peduli seberapa banyak orang yang menyukaimu. Yang penting akan berusaha untuk mendekatimu......


penasaran dengan kelanjutan ceritanya? tunggu episode selanjutnya ya! tunggu sampai penulis dapet ide lagi *kabur*

Forgive Me

0 komentar
"My tears run down like razorblades

And no, I'm not the one to blame
It's you or is it me?" (Its not over-Secondhand Serenade)


Dan untuk kesekian kalinya air mataku kembali menetes dengan deras, aku rasa bukan aku yg harus disalahkan dalam pertengkaran ini, aku rasa orang itu adalah kamu, ataukah memang aku yang bersalah? entahlah

"I lose myself in all these fights
I lose my sense of wrong and right
I cry, I cry" (Its not over-Secondhand Serenade)

Dan aku benar-benar kehilangan diriku dalam semua pertengkaran ini. Bukan diriku saja yang menghilang, akupun kehilangan rasa salah dan benar, aku kini tak bisa membedakannya, lalu aku hanya bisa menangis dan berteriak.

"I hate myself when I'm away from you
I swear I'm sorry

Please don't hate me too

And I don't know if my heart will make It through

I swear I'm sorry

Please don't hate me too" (Distance-Secondhand Serenade)

 
Aku tau aku tak terbiasa jauh darimu, aku sangat membenci diriku jika aku harus jauh darimu, semua ini membuat emosiku tak terkendali, sungguh aku menyesal atas semua pertengkaran ini, tolong jangan benci diriku, aku sendiri tak tau apakah hatiku akan mampu melewatinya, aku sungguh sangat menyesal, aku sungguh berharap kau tidak membenciku
"I'm stuck with writing songs Just to forget what they really were about And these words are bringing me so deeply insane That I don't think I can dig my way out."

"I couldn't breathe through it like I need to
And the words don't mean a thing"
(Last time-Secondhand Serenade)
 aku terus menulis kata demi kata hingga aku lupa arti dari semuanya, semua ini membuatku jadi tak waras, dan sepertinya aku tak bisa lepas dari semua ini, aku tak bisa bernafas melalui kata-kata seperti apa yang aku mau hingga semua menjadi tak bermakna

"I'm counting all the things I could have done
To make you see
That I wanted us to be when I go to sleep and dream of
I want you to know that I'd die for you
I'd die for you" ( Last Time-Secondhand Serenade)

Ku rinci semua yg telah ku lakukan agar kau dapat melihat dan menyadarinya, aku tau mungkin ini tak ada artinya untukmu, tapi aku mencoba, dan aku ingin kamu tau, aku rela mati untukmu. 

lewat semua kata dan lagu itu aku harap kau dapat menyadari betapa aku menyesal atas semua yang telah terjadi, aku harap kau bisa mengerti. maafkan aku.

For You

0 komentar
"with every appearance by you, blinding my eyes
I can hardly remember the last time I felt like I do
you're an angel disguised" (Awake-Secondhand Serenade)

setiap kehadiranmu membuatku terpaku
aku bahkan tak ingat kapan terakhir kali aku merasakan hal yang seperti ini
kehadiranmu membutakan mataku terhadap laki-laki lain
aku kira kamu adalah malaikat yang sedang menyamar 
"you started to see right through me
and I'm loving every minute of it
Its like Im born again every time I breath in so" (Take me with you-Secondhand Serenade)
lalu kemudian ku tau kau mulai memandangiku juga, 
sungguh aku menyukai hal ini, aku menikmati setiap detiknya
ini membuatku seperti terlahir kembali 

"take a look at me so you can see
how beautiful you are" (Stranger-Secondhand Serenade)

lihatlah aku, tatap mataku, kau akan tau betapa indahnya dirimu bagiku

"will you stay awake for me?
I dont wanna miss anything
I will share the air I breath
I'll give you my heart on a string 
I just dont wanna miss anything" (Awake-SecondhandSerenade)

akankah kau terus di sini untukku? aku tak ingin melewatkan satu halpun darimu
akan ku bagi padamu setiap udara  yang ku hirup, dan akan ku berikan hatiku yang sedang kasmaran ini padamu, sungguh aku tak ingin melewatkan satu hal pun darimu

 
"I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to
to make you mine, stay with me tonight" (Your call-Secondhand Serenade)

aku rasa aku dilahirkan untuk mengatakan aku mencintaimu
aku cukup tersiksa untuk melakukan apa yang harus ku lakukan agar kau menjadi milikku

"Its you who takes my pain away
you know its you who keeps me wide awake
you know its you " (Our Time-Secondhand Serenade)

kau lah orang bisa menghapus lukaku, kau tau kaulah orangnya
kau yang membuatku tak bisa terlelap, kau tau itu adalah kau

"I'll give you this offer
take my hand and we will run away
leave behind our past to stay" (You and I-Secondhand Serenade)

kan ku berikan kau sebuah tawara dan ku harap kau mau
raih tanganku ini, dan kita akan berlari menuju masa depan kita dan meninggalkan masa lalu kita

"Its our time we could make it last
cause all the things that I never knew that I wanted
are here with you" (Our time-Secondhand Serenade)

aku rasa inilah waktunya untuk kita untuk membuatnya abadi, membuat kebersamaan kita abadi
karena kini aku tau, segala yang dulu tak pernah ku tau tapi aku inginkan adalah di sini bersamamu.




Kamis, 26 Desember 2013

Limonade Give away

0 komentar
cuma mau ngeshare ada GA keren yang gampang banget dan hadiahnya unyu!
langsung ke TKP aja yaa... http://limo-made.blogspot.com/2013/12/new-year-giveaway-with-kucinta-handmade.html

Senin, 16 Desember 2013

Cerpen: Tapi Bukan Aku

0 komentar
“Kita putus.”
“Kamu bercandanya ga lucu ah.”
“Aku serius, aku rasa kita sudah tidak cocok lagi, kita lebih baik putus.”
Aku tertegun. Apakah aku bermimpi? Tidak, aku tak bermimpi,  ini nyata, sebuah kenyataan pahit yang harus ku terima. Tapi kenapa? Kenapa harus berakhir? Apa yang salah? Apa tak ada jalan lain yang bisa kita tempuh selain perpisahan?
“maaf aku harus pergi sekarang, jaga dirimu baik-baik, aku yakin ini jalan terbaik buat kita”
Aku hanya bisa terdiam dan menahan air mata ini untuk tak menetes selagi melihatmu berjalan menjauh dari tempat ini, tempat yang dulu menjadi saksi bisu bersatunya dua insan yang sedang dimabuk cinta, sekarang tempat ini juga yang menjadi saksi perpisahan pahit ini.
Salah siapa? Apa aku yang bersalah atas semua ini? Atau kah kamu? Atau kah keadaan?
Selama perjalanan pulang aku terus memikirkan ini, kenapa harus berakhir? Karena tidak cocok? 4 tahun sudah kita jalani, kau bilang kita tidak cocok? Lalu selama 4 tahun ini apa yang bisa membuat kita bertahan? Bukankah sebuah kecocokan yang membuat kita menyatu dan bertahan selama itu? Ataukah hanya aku yang merasakan kecocokan itu?
“sudahlah jangan menangis, dia bukan yang terbaik untukmu, masih banyak pria diluar sana yang lebih pantas untukmu.”
“tapi aku masih mencintainya”
“tapi dia tidak”
Aku menatap mata sahabatku, Dina. Apakah benar dia sudah tak mencintaiku? Apa yang membuatnya seperti itu? Apa yang telah aku lakukan? Aku rasa aku tak melakukan hal yang fatal. Aku setia, aku juga selalu menuruti apa yang dia mau, lalu kenapa? Apa ada seseorang yang lebih dariku yang membuatnya tertarik?
“sudahlah, lupakan saja, cari yang baru, toh masih banyak pria yang lebih baik daripada dia”
“Benar katamu, masih banyak pria yang lebih di luar sana, tapi aku masih mencintainya.”
“hilangkan rasa cinta itu, itu hanya akan membuatmu semakin larut dalam kesedihan.”
“Menghilangkan rasa ini? Apa aku bisa? Perasaan yang tumbuh dan berkembang sampai dewasa ini harus aku hilangkan begitu saja? Bagaimana caranya? Aku tak yakin aku bisa melakukan ini.”
“kamu harus bisa. Lupakan dia, dan mulai kehidupan barumu.”
Aku terus meresapi kata demi kata yang dilontarkan sahabatku itu, apakah aku harus membuang rasa ini jauh-jauh? Iya harus. Aku yakin aku pasti bisa. Aku tak mau menjadi budak cinta. Itu bukan aku.

Sejak saat itu aku mulai mencari kegiatan baru yang bisa membuatku sedikit demi sedikit melupakannya. Aku mulai membuka hati untuk sosok lain, begitu banyak yang mulai mendekatiku, tapi entah kenapa belum ada satupun diantara mereka yang membuatku tertarik, mungkin hati ini masih dibayang-bayangi oleh sosoknya. Entahlah, tapi aku masih mencoba untuk bisa melupakannya.
Siang itu di taman kampus, seperti biasa aku duduk sendiri ditengah hiruk pikuk mahasiswa kampus, duduk sambil menulis kata demi kata dilaptop jadulku.
“misi, aku boleh ikut duduk di sini? Aku mau nge charge laptop.”
Sejenak aku mendongakkan kepala, sesosok pria tinggi dengan senyuman manis berdiri dihadapanku.